Pengalaman Interview Kerja Di CNN Indonesia
Pengalaman Interview Kerja Di CNN Indonesia - Awalnya
undangan wawancara dari CNN Indonesia itu dijadwalkan tanggal 4 Oktober. Saya,
yang pada saat itu sedang di luar kota, terus terang kecewa karena tidak
mungkin bisa hadir. Setelah sedih sebentar saya coba untuk membalas email
mereka, meminta memundurkan jadwal interview. Iseng iseng berhadiah. Sambil
masih kecewa saya juga mematikan harapan pelan pelan akan balasan dari CNN.
Ternyata
besok harinya mereka membalas email saya dan interview diundur tanggal 12
Oktober. Wheee.
CNN
Indonesia itu satu gedung dengan Trans TV dan Trans 7 di Mampang, Jakarta
Selatan. Kantor CNN terletak di lantai 3A. Jadwal wawancara saya jam 11 dan
saya sudah datang satu jam sebelumnya. Ingin memberikan kesan baik, tentunya.
Kira kira 10 menit setelah saya menunggu di dekat resepsionis, staf HRD menyapa
saya. “Bawa CV dan portofolio-nya, mas?” bawa, mbak. “Ini form-nya diisi
dulu ya, mas. Bawa pulpen?” bawa, mbak.
Saya
duduk di bangku panjang di lorong yang menghubungkan resepsionis dengan kantor
CNN Indonesia. Formulir standar pelamar kerja. Saya cukup kesulitan mengisinya
karena tidak ada alas untuk menulis. Di ransel saya cuma ada buku saku KPA.
Tidak apa apa lah. Setelah selesai mengisi formulir, saya menunggu kira
kira 20 menit. Perempuan kurus berjilbab menyapa saya, “Formulirnya sudah diisi
semua, mas?” sudah, mbak. “Baik, ditunggu sebentar ya.” Menunggu lagi.
Akhirnya
saya dipanggil ke dalam untuk tes menulis berita. Kantor CNN Indonesia ini
cukup luas, sibuk, dan suasananya ceria. Saya dipersilakan duduk di suatu meja
di tengah ruangan bersama dengan 3 orang perempuan, yang tadinya saya pikir
pelamar juga. Staf HRD menjelaskan kepada saya untuk mengolah berita dari salah
satu berita yang sebenarnya sudah jadi, bukan berupa rilis pers atau transkripsi
wawancara. “Waktunya 40 menit ya, mas,” kata staf HRD. Saya selalu sedikit
panik dan terpacu jika bekerja dibatasi waktu. Untunglah saya cepat memegang
kendali. Tes ini mudah sekali dan saya menikmatinya. Yah, kira kira 15 menit
saya sudah selesai mengerjakan. Saya menunggu sampai dipanggil lagi oleh staf
HRD. Saya mulai gelisah karena mereka lama sekali, apa jangan jangan saya
dilupakan ya, begitu pikir saya. Di sisi kiri saya banyak berjejer ruangan
ruangan bersekat. Ada satu ruangan yang besar, dan kemarin dipakai untuk
-mungkin- training karyawan baru. Dan saya lihat ada seorang staf perempuan
manis yang mondar mandir. Lumayanlah, hati saya agak terhibur.
“Mas
Bayu, langsung wawancara aja ya,” saya langsung berdiri dan berjalan tanpa
tengak tengok sekitar dan masuk ke ruangan rapat yang lebih kecil dari ruangan
yang dipakai training. Sambil menunggu si pewawancara saya mencoba meditasi,
tapi tidak bisa. Si pewawancara masuk. Laki laki. Namanya Mas Luki, tapi demi
tata krama dan agar tidak terkesan sok akrab, selama wawancara saya panggil
‘Pak’ . Maaf Mas Luki, saya belum tahu dirimu ini menjabat apa di CNN
Indonesia, tidak menemukan namamu di dewan redaksi. Kelak saya tahu kalau
berhasil masuk CNN, hehe.
Mas Luki
ini berjiwa muda dan asyik orangnya. Tapi tetap saja saya gugup kalau
wawancara, seasyik apapun orangnya. Wawancaranya sendiri standar. Saya diminta
memperkenalkan siapa saya dan apa apa saja pengalaman saya. Ada dua hal yang
membuat saya salah tingkah. Yang pertama, ketika ditanya kira kira saya
tertarik meliput apa ketika sudah bekerja di CNN, saya jawab berita berita
metropolitan dan kriminal. “Karena sewaktu magang di Tempo kemarin saya biasa
di departemen metro, pak.” kata saya. “Tapi saya juga tertarik dengan
departemen gaya hidup,” “Liputan gaya hidup yang seperti apa itu?” wah,
saya langsung susah menjawab. Terkesan saya asal bicara saja. Duh.
Lalu
yang kedua adalah soal kelulusan kuliah. Inilah hambatan terbesar saya sekarang
ini. “Lo lulus tahun berapa?” kata Mas Luki sambil membalik balik CV saya.
“Saya nggak selesai kuliahnya, Pak.” Inilah yang paling saya takuti. “Lho? ini
ijazah apa?” ijazah SMU, pak. “Ooo gitu..” lalu dia menanyakan kenapa
saya tidak menyelesaikan kuliah. Saya jawab saya bekerja di Bali, dll. Dan tidak
lupa saya ceritakan juga bahwa saya pernah tergabung di beberapa organisasi
semasa mahasiswa. Karena menurut saran di salah satu artikel, perusahaan
menyukai pelamar yang mempunyai pengalaman organisasional.
Untunglah
saya membawa 6 portofolio berita saya dari departemen ekonomi dan metro. Jadi
saya tidak mati mati kutu banget kemarin pas wawancara. Dan saya ceritakan
bahwa saya menulis juga di blog. “Krim kesat itu apa? kriminal.. apa gitu ya?
saya ceritakan ke dia latar belakang nama blog saya ini, lalu kami tertawa
bersama.
Dia
bilang saya akan dikabari HRD dalam kurun waktu 2 minggu. Sejujurnya saat
selesai interview saya merasa pesimis sekali. Lalu saya mengevaluasi diri.
Semoga mereka bisa mempertimbangkan saya. Dan saya akan sangat menghargai dan
bersyukur sekali kalau bisa diterima di kantor yang bergengsi seperti CNN
Indonesia dan akan bertambah respek saya kalau mereka melihat bakat dan kemauan
saya dibanding ketiadaan gelar saya.
Kalau
tidak diterima? ya.. saya akan terus hidup. Sebab apalah hidup kalau tidak
diisi hal hal yang menyebalkan dan tidak masuk akal?
Post a Comment for "Pengalaman Interview Kerja Di CNN Indonesia"