Pengalaman Management Trainee atau UFLP Unilever
Yes, ini adalah perusahaan pertama yang gue daftar. Sepertinya perusahaan ini akan paling lengkap dan detil gue ceritain karena emang berkesan banget. Selain karena prosesnya emang panjang dan sangat berkesan, ini pertama kalinya gue ngelamar kerja selain magang, untuk MT program lagi! Unilever lagi!
Saat itu gue dateng ke UI Career Expo dimana Unilever jadi
salah satu pesertanya. Saat itu mereka lebih mempromosikan program MT-nya yang
disebut dengan Unilever Future Leaders Programme (UFLP). Gue awalnya sih bukan
yang mengincar Unilever banget. Gue hanya tahu ini perusahaan besar, an
established multinational company. Tapi setelah gue cari tahu lebih lanjut
tentang perusahaannya, wow, it's a BIG company. Not just big, it's a very very
good company. In many aspects. Akhirnya gue pun memantapkan diri untuk daftar
UFLP 2015.
Saat itu pendaftaran dibuka hingga akhir Maret. Gue pun
daftar di tanggal belasan Maret. Walaupun masih berstatus mahasiswa, gue tetep
bisa daftar, yang penting ketika programnya mulai (sekitar bulan Agustus) gue
udah lulus. Saat itu gue daftar untuk function Human Resources.
Tahapan seleksinya kurang lebih begini: Online application
--> online ability test --> online interview form --> assessment
center --> medical check up --> offering.
Online Application
Pertama kita akan disuruh isi online application tentang data
diri, kemudian ada beberapa pertanyaan esai tentang past experience kita.
Pertanyaannya lebih ke pengalaman kita dalam menghadapi situasi sulit. All in
English. No wonder sih since Unilever is a multinational company.
Kalo gue saat itu nggak menyelesaikan semua pertanyaan
sekaligus. Gue lihat dulu pertanyaannya seperti apa, gue siapin jawabannya,
baru isi kalo udah yakin. Untungnya online application itu bisa disave dan
dilanjutkan di kemudian hari. Jadi gue ngisi online application itu kayaknya
2-3 hari.
Online Ability Test
Setelah submit online application, kita akan dikasih link
online ability test via email. Disitu kita juga bisa latihan soal. Tentunya gue
ga langsung ngerjain. Gue latihan berkali-kali sampe berhasil jawab semua soal
dengan bener, baru mulai tesnya. Gue baru ngerjain tes tersebut beberapa hari
kemudian.
Sialnya, giliran gue mau mulai tes, internet rumah gue
bermasalah. Akhirnya gue ke salah satu supermarket yang ada internetnya,
ternyata internet disana lagi bermasalah juga. Akhirnya gue pulang lagi dan
coba ngerjain di rumah. Berharap internetnya lancar.
Untuk function HR, online test-nya adalah numerical dan
logical. Untuk masing-masing tes, kita akan diberikan 20 soal yang harus
diselesaikan dalam waktu 30 menit. Ketika gue lagi ngerjain, tiba-tiba
internetnya error sehingga gue harus ngulang. Dan ketika gue ngulang, soalnya
pun beda. Dua kata buat soal tes Unilever: SUSAH BANGET. BA-NGET. Meskipun udah
latihan berkali-kali, tetep ngerasa soalnya itu super susah. Mau nangis
rasanya. Selesai ngerjain gue lemes. Suram banget kayaknya.
Gue sempet baca di internet, ada yang bilang kalo lolos
numerical baru akan bisa lanjut ke logical. Tapi ada yang bilang juga bahwa
semua dapet, tanpa harus lolos numerical testnya. Ga tau mana yang bener. Kalo
mau positive thinking, dengan gue dapet logical test-nya berarti numerical-nya
gue lolos. Tapi bahkan untuk positive thinking aja gue ga bisa, karena
se-kesulitan itu. Yah pasrah aja lah. Ga berharap banyak.
Soal numerical-nya ga kayak psikotes yang biasa gue hadapi.
Gue pikir mungkin karena konteksnya dunia kerja kali ya. Selama ini kan gue
psikotes untuk kepentingan akademis. Soal-soalnya business related, lengkap
dengan grafik, chart, tabel yang memusingkan. All in English. Mamam banget kan
:') Ngerjainnya harus pake strategi.
Online Interview Form
Beberapa waktu kemudian setelah batas waktu pendaftaran
ditutup, tepatnya tanggal 27 April, ternyata gue dapet email dari tim rekrutmen
UFLP yang isinya link untuk isi online interview form. Wah, ini maksudnya apa
ya? Kalo baca di internet katanya sih sebelum FGD emang akan dikasih online
interview form itu. Apakah artinya gue lolos online test? Masa sih?? Gue masih
nggak yakin lolos online test yang susah banget itu. Tapi ya sudah gue isi aja.
Lagi-lagi online interview form itu bisa dipending
pengisiannya. Jadi gue baca dulu pertanyaannya, siapin jawabannya, baru isi
besoknya. Isi pertanyaannya itu mirip sama esai di online application, tapi
lebih banyak kayaknya. Jadi disitu kita diminta cerita pengalaman-pengalaman
dalam menghadapi situasi tertentu. Again, all in English.
Assessment Center
Beberapa hari kemudian, tepatnya tanggal 4 Mei, gue diemail
lagi. Kali ini isinya undangan untuk assessment center! Oh really? :'''') Yang
gue suka adalah di email tersebut mereka kirim candidate tool kit juga untuk
membantu kita mempersiapkan diri menghadapi assessment center mendatang.
Tanggal 7 Mei, H-1 assessment center, siangnya gue ditelepon
Unilever. Mereka ngingetin sekaligus memastikan bahwa besok gue hadir.
Untungnya assessment center diadakan di hari Jumat, dimana gue day-off magang,
karena saat itu gue juga lagi magang. Gue juga nanya akan ada apa aja di
assessment center besok. Mereka bilang akan ada business case, presentasi, dan
interview. Saat itu gue bingung karena dari yang gue tahu, tahun-tahun
sebelumnya itu ada FGD dulu sebelum assessment center. Tapi kata mbaknya tahun
ini nggak ada FGD dan langsung ke assessment center. Oh well.
Pulang magang, sekitar maghrib, sesampainya gue di rumah gue
langsung buka email. Ternyata ada email dari Unilever yang isinya undangan
untuk online conference chat dalam rangka persiapan untuk besok! Undangannya
jam 5.00-6.30 sedangkan gue baru baca sekitar jam 6 lewat. Gue langsung
buru-buru coba buka link yang mereka kasih, tapi sepertinya ga berhasil. Mereka
pake aplikasi yang baru pertama kali gue denger. Gaptek lah gue. Berhasil
connect, tapi gue nggak yakin room-nya bener karena nggak ada yang ngomong
disitu. Gue coba disconnect dan connect lagi, tapi hasilnya sama. Gue mau coba
nge-chat takut salah room.
Gue berkutat dengan aplikasi itu sampe jam 7. Karena hasilnya
nihil, gue pikir udah selesai conference chat-nya. Akhirnya dengan sangat berat
hati gue melewatkan kesempatan yang mungkin sangat berharga itu. Nggak putus
asa, gue coba email ke CP-nya Unilever dan nanya apa yang gue lewatkan. Dengan
fast and kind response, CP-nya membalas email gue. Dengan begitu hati gue
tenangan lah.
Malam itu gue mempersiapkan diri untuk assessment center
keesokan harinya dan yang terpenting adalah cukup istirahat! So, tidurlah yang
cukup. Apalagi besoknya mulai jam 7 pagi.
Keesokan harinya, gue sampe di kantornya Unilever jam
setengah 7 pagi. Saat itu, di lobby ada satu cewek yang udah dateng dan
ternyata dia mau assessment center untuk function HR juga. Sambil nunggu kami
ngobrol aja. Kemudian dateng kandidat-kandidat berikutnya.
Total ada 7 orang yang dateng pagi itu: 4 cewek dan 3 cowok.
Sembari nunggu dipanggil ke atas, kami pun kenalan dan ngobrol-ngobrol. Gue pun
nanya apa yang terjadi di conference chat kemarinnya. Untung ternyata nggak
beda jauh sama apa yang di-email ke gue.
Ketujuh orang ini semuanya daftar HR. Dan uniknya dari tujuh
orang yang daftar, yang background-nya psikologi cuma gue dan satu orang lagi
yang ternyata senior gue di Psiko UI. Sisanya ada yang dari teknik, akuntansi,
bahkan meteorologi :') Kampusnya pun tersebar di beberapa daerah seperti Depok,
Bandung, Surabaya, Padang. Dan dari 7 orang itu, hanya gue yang berasal dari
Jakarta. Salut sama yang lain yang jauh-jauh terbang atau naik travel ke
Jakarta untuk ikut assessment center ini. Psstt.. Biaya transport yang dari
luar kota direimburse loh oleh Unilever!
Setelah jam 7, kami semua dipanggil ke atas, ke lantai dimana
HR berada. Kami disuruh nunggu di satu ruangan besar seperti lounge, dan
disediakan berbagai sarapan. They said they provided us breakfast because it
would be a long day, energy-consuming, and they wanted us to be fit during the
assessment. Sambil nunggu jam 8, kami kenalan dan diajak ngobrol oleh
orang-orang HR-nya sambil sarapan bareng. What a very nice greeting. Oh ya, HR
ini adalah function pertama yang dipanggil assessment center.
Selama ngobrol-ngobrol itu antarkandidat jadi lebih kenal.
Dan dari situ gue tau kalau mereka semua emang oke. Mereka hebat dengan
kegiatan dan latar belakangnya masing-masing. But, as a fresh graduate, atau
bahkan beberapa dari kami saat itu belum lulus dan baru pertama kalinya
ngerasain seleksi kerja, kami tetep ngerasa grogi.
Ya, jam sudah menunjukkan pukul 8, kami semua dipanggil ke
dalam 1 ruang meeting yang besar. Letaknya persis di sebelah lounge tersebut.
Di ruangan itu kami dapet tugas pertama, yaitu business case + individual
presentation. Jadi kandidat diberikan 2 studi kasus yang harus diselesaikan
dalam waktu 90 menit. Studi kasus pertama adalah tentang bisnis secara general,
dan studi kasus kedua yang berhubungan dengan function kami, yaitu HR. 90 menit
itu udah termasuk baca soal, ngerjain, dan nyiapin presentasinya. Kami diberi
kebebasan mau ngerjain dimana aja selama masih dalam lounge tersebut dan bebas
mau menggunakan alat tulis apa aja. Untuk alat tulis, Unilever nyediain
berbagai jenis stationary yang bisa langsung kita gunakan.
Business case-nya susah banget cuuuuuyyyyy
:"""" Booklet kasusnya aja udah tebel dan banyak banget
informasi di dalemnya. Jadi kita emang harus bisa nyeleksi mana informasi yang
penting dan relevan, mana yang distraktor atau ga terlalu penting untuk
analisis. Mungkin sebenernya ga separah itu susahnya, tapi gue kurang familiar
dengan business case kayak gitu yang ada hitung-hitungannya juga, dan ada
beberapa istilah bisnis yang gue ga paham artinya. Alhasil gue harus baca
berulang-ulang dan menyerap pelan-pelan.
Ditambah grogi berpacu dengan waktu, plus orang sebelah gue
yang kayaknya lancar amat ngerjainnya. Di saat gue masih mencerna materinya,
dia udah corat-coret dan ngitung-ngitung pake kalkulator. It's so intimidating
you knowwww :" Rasanya pengen pulang aja haha. Tapi ga mungkin kan gue
pulang. Mau ga mau harus maju. Jadi gue coba menenangkan diri dan berpikir
positif dan mencoba optimis. Gue yakin sebenernya soalnya itu sederhana tapi
dibikin complicated.
Oke, 30 menit terakhir gue masih berkutat dengan studi kasus
pertama. Padahal masih ada 1 studi kasus lagi. Bahkan mungkin ini yang paling
penting karena berhubungan dengan function HR. Ketika ada reminder bahwa waktu tinggal
30 menit, kami semua ngebut. Ternyata yang kayak gitu bukan cuma gue doang,
semua kandidat terlalu fokus sama studi kasus 1 dan belum nyentuh studi kasus
2. Alhasil gue super ngebut, cuma skimming soal, langsung nyeleksi mana info
penting dan ga penting. Untungnya ketika kuliah gue sering dapet studi kasus
tentang dunia HR juga jadi ga terlalu susah untuk menangkap inti
permasalahannya. Ya, 30 menit terakhir pun berakhir dan gue selesai menuliskan
presentasi untuk 2 studi kasus tersebut.
Kalo ditanya 90 menit untuk 2 studi kasus itu gimana,
jawabannya adalah KURANG BANGET! Ngerjainnya emang harus pake strategi agar
bisa optimal di 90 menit itu. Gue masih beruntung bisa menyelesaikannya meski
ga maksimal. Ada yang bahkan belum selesai baca soal.
Next-nya adalah individual presentation dimana kami harus
mempresentasikan hasil analisis business case tersebut di depan
petinggi-petinggi HR. Daaan karena nama gue depannya huruf A jadi gue pertama
deh :))))) Belum selesai rush-nya ngerjain business case langsung disuruh
presentasi. Saat itu ada 3 presentasi yang berlangsung secara paralel di
ruangan yang beda-beda.
Begitu masuk ke ruang presentasi, udah ada 2 petinggi HR yang
siap mendengarkan gue presentasi. Gue punya waktu 30 menit untuk presentasi dan
tanya-jawab. Gue ga tau harus mulai dari mana. Nervous plus ruangan super
dingin. Meskipun mereka baik, ramah, dan nyantai, tapi tetep aja nervous
banget. Plus gue belum sinkron antara apa yang mau gue omongin di otak, dengan
speech bahasa Inggris yang harus gue keluarkan. Alhasil gue presentasinya nggak
lancar dan terbata-bata. Setelah presentasi, sesi tanya jawab pun dimulai. Ada
pertanyaan yang gue prediksi akan keluar dan ternyata bener. Secara keseluruhan
sih pertanyaannya masih bisa dijawab, tapi gue ngerasa ga maksimal saat
menjawab itu. Pokoknya I felt bad banget di asesemen yang pertama itu.
Ternyata gue keluar dalam waktu 20 menit. Orang-orang pun
kaget karena gue cepet banget. Yah, ga tau lah harus komen apa. Masih lemes.
Satu persatu dari mereka pun dipanggil presentasi. Ternyataa semuanya juga
ngerasa buruk di asesmen pertama itu. Alhamdulillah gue ga sendiri :")
Selesai semua presentasi, tahap selanjutnya adalah interview.
Masing-masing orang diinterview oleh 2 interviewer. Interviewernya pun beda
dengan yang nilai kita di presentasi sebelumnya. Interview-nya berjalan lancar,
much more relax. Interviewer-nya juga baik-baik dan nggak intimidating.
Pertanyaannya lebih tentang diri kita dan past experience kita. Ada beberapa
pertanyaan yang gue ga expect akan ditanyakan. Nah, kelemahan gue adalah sulit
mengingat best moment on the spot. Gue bener-bener harus inget-inget lagi.
Alhasil gue jawabnya juga ga maksimal. Setelah selesai interview dan gue
inget-inget lagi, gue ngerasa harusnya gue bisa jawab lebih baik dari itu. But
it's okay lah namanya juga pertama kalinya interview kerja.
Nah di awal sampai pertengahan interview mereka nanyanya pake
bahasa Inggris, tapi dari tengah ke belakang mereka mix Indonesia-Inggris. Gue
pun bingung dan nanya gue harus jawab pake bahasa apa. Mereka bilang mereka
udah tau gue bisa bahasa Inggris, jadi ya go on terserah gue Jadi gue
menyesuaikan aja. Ketika mereka nanya pake Inggris gue jawab Inggris, dan
ketika mereka nanya pake bahasa Indo gue juga pake Indo. Gue keluar ruangan pun
dengan senyum lebar karena ngerasa jauh lebih puas daripada asesmen yang
pertama. Setelah ngobrol sama kandidat lain, ternyata setiap interviewer
beda-beda. Ada yang full English, ada yang nanyanya pake Indo tapi mereka minta
jawabannya pake Inggris. Jadi tergantung interviewernya.
Setelah 3 orang interview, kami break ISHOMA dulu dan yang
laki-laki Jumatan. Kami disediain makan siang juga. Yaudah sambil break kami
ngobrol-ngobrol lagi dan bikin grup Line hahaha. Kami janji untuk saling ngabarin
apapun hasilnya. Yang diterima ga boleh diem-diem aja. Kami juga mulai
berlapang dada siapapun yang keterima nantinya.
Setelah break selesai dan semua udah interview, kami lanjut
ke tahap terakhir yaitu FGD (Focus Group Discussion). Kami yang lagi
santai-santai ngobrol pun jadi tegang lagi. Kami masuk ke ruang meeting besar
yang pertama tadi, dan diberi briefing tentang FGD-nya.
Pertama ditayangin video, kemudian masing-masing kandidat
dikasih booklet kasus untuk kemudian didiskusikan bersama. Kesan gue saat itu
keren sih sampe ada video-nya segala. Studi kasus kali ini jaaaaauh lebih
simpel daripada business case di asesmen pertama. Jauh lebih mudah dicerna,
jauh lebih bisa menggunakan logika, dan bahasanya pun lebih mudah dicerna.
Selesai waktu membacanya habis, masing-masing kandidat dikasih additional
information di selembar kertas dan diminta untuk ngasih tau kandidat lainnya
tentang additional information tersebut. In English.
Para assessor pun memasuki ruangan dan kami diberi waktu 30
menit untuk mendiskusikan kasus tersebut. Diskusinya berjalan kalem. Nggak
sampe gontok-gontokan atau berdebat kok. Kami saling ngasih giliran untuk
ngomong supaya semua kedapetan giliran ngomong. Terlalu damai diskusinya wkwk
:') Mungkin karena kami juga nggak enak satu sama lain karena kan udah seharian
bareng, udah saling kenal juga.
Kemudian di menit-menit terakhir kami disuruh diskusi dalam
bahasa Indonesia. Dan setelah waktu diskusinya habis, kami masing-masing
disuruh nulis kesimpulan dan pendapat di selembar kertas. Kami boleh berbeda
pendapat dengan hasil diskusi. Karena cuma sebentar gue pun ga sempet nulis
dengan detil dan hanya poin-poin besarnya aja. Setelah itu ada yang ditunjuk
untuk ngungkapin kesimpulannya.
Okay FGD done dan berakhir pula rangkaian assessment center
hari itu. Kami disuruh nunggu sebentar sambil dikasih afternoon snacks dan
bebas ngambil Buavita yang udah disediain banyak banget. Saat itu kami
bener-bener kenyang karena seharian dikasih makan, jadinya snack-nya nyisa deh.
Kemudian ada closing dari orang HR-nya dan menyatakan kami udah boleh pulang.
Well, I can say they served us VERY WELL. Sejak
ngehubungin untuk assessment center, remind us dan ngasih fasilitas conference
chat untuk mempersiapkan diri, dan hari H-nya kami disuguhi berbagai macam
makanan sampe kenyang banget, dan diajak ngobrol bahkan ditemenin sama
orang-orang HR-nya. Dari beberapa kali proses rekrutmen yang gue jalani di
beberapa perusahaan (akan gue ceritakan di post selanjutnya), I can say this
is the best selection process so far.
Ketika turun lift, kami terpecah jadi 2 kelompok karena
liftnya ga muat. Gue adalah rombongan pertama yang sampe ke bawah. Baru banget
sampe, eh kami ditelepon sama rombongan yang masih di atas, katanya kandidat X
disuruh ke atas. Wah ada apa nih??
Ternyata kandidat X dan Y ada wawancara tambahan.
Wawancaranya seputar performa mereka pas FGD tadi. Hmm maksudnya apa ya? Saat
itu kami mikirnya 2 kandidat itu adalah yang potensial akan diterima atau
mungkin mau ditawarin function lain. Kandidat lain yang ga dipanggil nunggu di
bawah karena penasaran banget kenapa 2 orang itu dipanggil.
Pas mereka udah turun, mereka juga bingung kenapa mereka
dipanggil. Ah sudahlah. Yaudah, sebelum kami berpisah kami foto-foto dulu
sebagai kenang-kenangan. Tadinya mau makan bareng dulu tapi ada yang harus
langsung ngejar travel keluar kota lagi. Jadi cuma foto-foto aja deh.
Nah ini lah keenam orang yang gue ceritakan daritadi. Glad to
know them. Setelah hari itu pun kami masih sering banget ngobrol-ngobrol,
becanda-becanda di grup, saling bully, dan tentunya saling support apapun
kegiatan masing-masing. Grup pun sering rame. Who says rivals can't be friends?
;)
Lalu gimana kelanjutan status rekrutmen kami? Orang HR-nya
bilang sih akan diumumin sekitar 2 minggu lagi. Tapi sampai sebulan kami belum
juga dikabarin :'''') Mau nanya tapi nggak enak..
Function lain pun juga mulai asesmen satu persatu. Dapet
kabar dari salah satu kandidat Finance, katanya sebenernya hasil HR udah ada.
Tapi kenapa kami digantungin? :"" Seriously kami semua udah berlapang
dada apapun hasilnya. Kalopun ga keterima gapapa yang penting dikabarin gitu.
Kalo Finance assessment center-nya 3 hari di Puncak bahkan sampe nginep.
Kandidatnya juga emang jauh lebih banyak sih. Kalo mereka sistem gugur katanya.
Dan yang keterima langsung diumumin di akhir assessment center itu.
Gue sendiri juga sangat gapapa kalo ga keterima. Kalo
keterima Alhamdulillah engga juga gapapa. Dengan udah sampe sejauh ini aja gue
udah seneng dan cukup bangga. Dapet pengalaman yang bener-bener berharga dan
berkesan. Ini lebih dari soal diterima atau ngga, tapi juga memperkaya
pengalaman dan wawasan dan kenalan banget. Dan gue sadar banget kalo performa
gue waktu itu belum maksimal terutama saat business case + presentation.
Setelah sebulan digantungin dan lempar-lemparan tugas buat
follow-up, akhirnya salah satu dari kami beneran ngehubungin orang HR-nya untuk
nanya kepastian status kami. Eh maghribnya kami mulai ditelepon satu-satu. What
a quick response.
Setiap ada yang abis ditelepon, langsung pada laporan di
grup. Waktu itu gue ditelepon ketiga atau keempat gitu. Saat itu gue lagi di
stasiun dan suasananya berisik jadi gue kurang bisa mendengar jelas. Orang
HR-nya sempet nawarin untuk nelepon keesokan harinya, tapi gue bilang gapapa
sekarang aja, karena gue takut lama lagi nunggu kabarnya. Akhirnya beliau pun
mulai conversation. Beliau pertama ngejabarin kelebihan dan kekurangan gue saat
assessment center, barulah kemudian menuju kesimpulan diterima atau enggaknya.
As I predicted, gue nggak lolos. Gapapa, belum rejeki. Yang gue suka adalah
mereka tetep ngasih feedback gitu loh. Karena perusahaan lain belum tentu akan
ngasih tau hal itu. Mungkin karena udah sampai tahap sejauh itu.
Dari 7 orang, akhirnya yang diambil cuma 1 orang. Dan saat
ini dia ditempatkan di Kalimantan. Agak bersyukur juga sih nggak keterima
karena gue nggak yakin udah siap untuk ditempatkan di tempat sejauh itu.
Awalnya gue pikir ah yaudahlah di tempatin dimana mungkin masih oke. Tapi
ketika gue denger dia ditempatkan di Kalimantan, gue baru bener-bener sadar
bahwa persyaratan "Bersedia ditempatkan di seluruh Indonesia" is
real!! Oke next kalau gue daftar kerja lagi berarti harus bener-bener merhatiin
kemungkinan untuk ditempatkan di luar Jakarta karena luar Jakartanya bukan
sekedar Jabodetabek atau Jawa tapi bener-bener bisa di seluruh Indonesia.
Begitulah sekilas tentang proses seleksi MT di Unilever. Kita
selesai dengan cerita Unilever (Awalnya bilang ga akan cerita detil tapi
panjang juga ujungnya) mari lanjut ke cerita perusahaan-perusahaan berikutnya.
[UPDATE]
Seperti yang gue katakan sebelumnya, grup kami masih suka rame
penting-nggak-penting kadang-kadang sampai saat ini. Setelah hampir setahun
setelah pertemuan pertama, pada bulan Feb 2016 pun kami mini reunion ditraktir
pak bos yang janji mau traktir kalo keterima. Sayang kami nggak lengkap ber-7
karena ada yang lagi ada acara lain, atau lagi berada di daerah lain, atau
bahkan di negara lain karena keterima LPDP :"")
Akhirnya jadi juga kumpul lagi setelah gagal berkali-kali. It's nice to meet
them again by the way. Very mood-boosting di tengah kehiruk-pikuk-an kerja.
Post a Comment for "Pengalaman Management Trainee atau UFLP Unilever"