Pengalaman Management Trainee atau MT di AEON Indonesia
Pengalaman Management Trainee atau MT di AEON Indonesia
Gue daftar
AEON ketika di job fair UI. AEON (Bacanya: ion) ini merupakan company baru di
Indonesia, sedangkan di negara asalnya, Jepang, AEON adalah perusahaan yang
udah besar dan ternama banget. Di Indonesia sendiri sekarang AEON sudah membuka
beberapa bentuk usaha, yaitu AEON credit service yang bergerak di bidang
keuangan dan paling lama berdiri, AEON Mall yang membawahi
mall-mall-nya AEON, AEON Indonesia yang membawahi toko retail-nya AEON,
dan AEON Fantasy yang bergerak di bidang rekreasi untuk anak.
Gue sendiri
daftarnya untuk AEON Indonesia yang bergerak di bidang retail. Mungkin lebih
familiar dikenal sebagai AEON store. Gue daftar untuk program MT. Awalnya gue
ragu karena AEON kan jauh banget di BSD, tapi ternyata head office-nya itu di
Ratu Plaza yang mana deket banget dari rumah gue. Meskipun katanya 6 bulan akan
lebih banyak di store BSD, tapi habis itu bisa ditempatkan di bagian lain. Saat
gue daftar, yang gue incar adalah penempatan yang di Raplaz.
Program MT-nya
AEON ini sepertinya masih baru banget sih karena susah banget cari infonya.
Perusahaannya sendiri juga kan masih baru. Selama proses seleksi juga gue
ngerasa banget "baru"nya sih. Masih harus diperbaiki lagi.
Online Application
Beda dengan
company lain yang online application-nya di company website-nya langsung,
online application AEON ini dilakukan via Jobstreet saat job fair. Kayaknya
bisa juga sih daftar biasa ga harus pas di job fair. Karena via Jobstreet,
apply-nya pun sesimpel itu tinggal klik apply tanpa perlu isi macem-macem kayak
online application lainnya.
Psikotes
Sekitar
seminggu kemudian gue dipanggil psikotes di kantornya yang terletak di Raplaz.
Waktu itu gue diundang via telepon dan ditanya bisanya hari apa, karena
ternyata mereka book 5 hari berturut-turut untuk psikotes.
Hari H gue
dateng psikotes, seruangan isinya ada 12 orang. Beda sama pas gue seleksi di
tempat lain yang kebanyakan isinya anak-anak PTN yang itu-itu aja, kali ini
pesertanya datang dari berbagai universitas yang lebih variatif.
Sebelum mulai
tes, terlebih dahulu dijelasin company profile dan program MT-nya sendiri.
Menarik sih sebenernya ketika ngedengernya. Company ini punya potensi yang
cukup besar di Indonesia. Tapi ketika mendengarkan penjelasan mengenai program
MT-nya, gue ngerasa bahwa program MT-nya ini bukan gue banget. Setiap kali
dijelasin, hati gue selalu ngomong, "Ini bukan gue", "Bukan gue
banget".
Program MT
disini lebih ke arah MT store. Jadi memang akan ditempatkan di store dan
pekerjaannya operasional banget. Sedangkan seperti yang gue jelaskan di awal,
yang gue incar itu adalah pekerjaan korporat yang berlokasi di Raplaz. Bisa sih
katanya nanti pindah, tapi tergantung opportunity.
Setelah
menimbang secara cepat, gue mikir kayaknya gue akan withdraw deh. Tapi udah
terlanjur sampe juga, jadi coba kerjakan tesnya sebaik-baiknya dulu deh. Sempat
terpikir ngerjain seadanya aja, tapi nama besar almamater dan nama baik diri
sendiri yang dibawa. Jadi tetap kerjakan yang terbaik aja.
Tesnya sendiri
terdiri dari 4 macam. Nah ini baru pertama kalinya gue ngerjain psikotes umum
yang memang biasa dipake untuk seleksi. Psikotes yang ini adalah yang bisa
dibeli di tempat lain, bukan yang khusus punya perusahaannya sendiri. Sementara
itu tes yang gue ikuti di seleksi-seleksi sebelumnya merupakan tailor-made test
yang memang milik perusahaan tersebut.
2 merupakan
reasoning test, 1 tes kepribadian, dan 1 lagi tes bahasa Inggris. Bahasa
Inggrisnya sih nggak begitu sulit. Sulitnya adalah karena banyak typo jadi
nggak tahu itu emang jawaban salahnya atau salah karena typo.
Selesai
psikotes kami break ISHOMA dulu. Katanya nanti setelah break akan diumumkan
siapa aja yang lolos ke tahap berikutnya. Dari 12 orang di-cut jadi 6 orang,
dan gue termasuk ke dalam 6 orang yang lolos ke tahap berikutnya.
Esai
Ternyata
sebelum interview ada 1 tes tambahan yaitu esai bahasa Inggris. Ada beberapa
pertanyaan yang harus kita jawab, mostly tentang leadership sih. Tapi yang
bikin gue agak terganggu adalah sistematika penulisan soalnya karena kurang
sistematis menurut gue. Ya lagi-lagi karena masih baru mungkin, jadi belum
settle banget.
Setelah mengerjakan esai, kami dipanggil satu
persatu secara sukarela untuk interview. Saat itu gue pun mengajukan diri untuk
interview kedua supaya bisa cepet pulang.
Interview
Interview
pertama sama 1 orang HR. Awalnya diminta perkenalan dalam bahasa Inggris, tapi
abis itu pake bahasa Indonesia terus. Pertanyaannya nggak begitu sulit sih
karena kebetulan gue punya pengalaman yang mirip dengan pertanyaan yang
diajuin. Kalo gue nggak punya pengalaman sebelumnya yang mirip, mungkin agak
sedikit sulit buat gue menjawabnya. Disitu juga sempet diminta ceritain esai
yang kita buat, dan banyak pertanyaan tentang leadership.
Katanya kalau
lolos tahap ini, akan lanjut ke tahap terakhir yaitu interview dengan manajer
HR dan manajer operasionalnya. Eh apa direktur ya? Lupa, antara manajer atau
direktur gitu.
Gue pun pulang
dengan bimbang banget. Yang kepikiran adalah apa gue mundur aja ya? Karena hati
gue nggak sreg sih. Sebenernya sih menurut gue program MT ini bagus, tapi bukan
gue banget. Akhirnya setelah menimbang-nimbang cukup lama berhari-hari
kemudian, konsul sana-sini, gue memutuskan untuk withdraw aja kalo ternyata
lolos. Keputusan yang sulit sebenernya. Karena di satu sisi pengen coba, tapi
di satu sisi ngerasa kurang cocok dan ragu banget pada berbagai aspek.
Beberapa
minggu kemudian pun gue ditelepon AEON. Gue diundang ke interview selanjutnya.
Di telepon gue rasanya pengen ngomong withdraw tapi ternyata susah banget ya
ngomong langsung. Nggak enak banget ngomong langsung gitu. Akhirnya malamnya
baru gue email menyatakan bahwa gue withdraw.
Pas interview yg ditanyain apa aja kak?
ReplyDelete