Pengenalan Dasar Pemrograman R
R menjadi
lebih popular dibandingkan S/S-Plus, dikarenakan R gratis dan orang-orang bisa berkontribusi
dalam R. R sering juga disebut dengan “GNU S”.R atau S merupakan de facto standard di antara ahli statistika (among professional statisticians).
R merupakan open-software nature yang
berarti mudah untuk mendapatkan bantuan dari user community, dan terdapat banyak fungsi baru dari hasil kontribusi pengguna
R, banyak di antaranya adalah para ahli statistika terkemuka
(prominent statisticians).
Para pengembang (developers) dapat dengan mudah menuliskan software mereka sendiri (write their own software)
dan mendistribusikannya dalam bentuk add-on
packages. Karena begitu mudahnya
membuat (create) suatu package maka terdapat ribuan packages yang telah tersedia
(Gambar 1.11).
Faktanya banyak yang baru (tidak begitu baru) metode statistika yang dipublikasi pada suatu package R (Andrie de Vries dan Joris Meys, 2012). Sebagai contoh package MASS dan DiscriMiner, yang mana memuat metode statistika analisis diskriminan linear.
Gambar 1.11 Tampilan Packages
Sebagai contoh fungsi ggplot() yang terdapat dalam package ggplot2. Fungsi ggplot() dapat digunakan untuk menyajikan data seperti dalam bentuk diagram batang, histogram, diagram lingkaran, diagram pencar, dan sebagainya. Gambar 1.12 merupakan contoh terapan dari fungsi ggplot.
Gambar 1.12
Sebagai
contoh salah satu kelebihan dari R, ketika melakukan analisis regresi dalam R,
misalkan digunakan menggunakan fungsi lm(),
fungsi tersebut akan mengembalikan sebuah objek yang mengandung
seluruh hasil (containing all the results),
seperti estimated coefficients, standard errors, residuals, dan
sebagainya. Kemudian dari hasil tersebut, dapat diambil atau dipilih, bagian
mana dari objek tersebut
untuk dipilih untuk ditampilkan,
sesuai yang diinginkan.
Berbeda dengan, ketika melakukan analisis regresi dalam software, katakanlah SPSS atau MINITAB, akan diperoleh atau ditampilkanbanyakoutput, seperti correlation, coefficient of determination, dan sebagainya (mountain of output). Perhatikan ilustrasi Gambar 1.13. Pada Gambar 1.13 merupakan hasil SPSS untuk analisis regresi.
Gambar 1.13
Sementara pada Gambar 1.14 dan Gambar 1.15 merupakan hasil dengan menggunakan R untuk analisis regresi.
Gambar 1.14
Gambar 1.15
Hasil
analisis regresi dalam SPSS (Gambar 1.13), secara umum menampilkan tumpukan output seperti korelasi, koefisien determinasi, dan sebagainya, sedangkan dalam R, dapat dipilih hasil
mana saja yang
hendak diperlihatkan (Gambar
1.15).
R
dapat dikatakan sebagai bahasa berbasis vektor (vectorized-based language). Suatu vektor dapat dipandang
sebagai suatu baris atau kolom dari bilangan
atau text. Sebagai contoh daftar dari bilangan
{1,2,3,4,5} dapat dipandang sebagai vektor (Andrie de Vries dan Joris Meys, 2012). Perhatikan ilustrasi berikut (Gambar 1.16).
Gambar 1.16
Berdasarkan Gambar 1.16, perintah R pada baris pertama x <- 1:5 dapat diartikan menugaskan bilangan 1,2,3,4,5 ke vektor x, kemudian perintah R pada baris kedua x menampilkan seluruh elemen dalam vektor x. Perhatikan lagi ilustrasi Gambar 1.17.
Gambar 1.17
Berdasarkan Gambar 1.17, perintah R x+2 berarti menjumlahkan nilai 2 terhadap masing-masing elemen vektor x. Untuk melakukan hal tersebut dalam bahasa pemrograman yang tidak berbasis vektor (that aren’t vectorized), diperlukan menggunakan explicit loop, untuk mencapai hasil yang sama. Sebagai contoh diberikan ilustrasi dalam bahasa pemrograman C (Gambar 1.18).
Gambar 1.18
Oleh karena itu R sangat ampuh (this feature of R extremely
powerful) dikarenakan R dapat melakukan
banyak operasi (many operation) hanya dengan satu langkah, seperti
yang telah diperlihatkan dari Gambar 1.16 hingga Gambar 1.18 (Andrie de Vries dan Joris Meys, 2012).
Norman
Matloff (2009) menyatakan R memiliki 2 mode,
yakni interactive mode dan batch mode. Gambar 1.19 merupakan contoh tampilan R dalam interactive mode.Pada interactive modedijumpai tandaprompt “>”.Pada interactive mode, perintah R ditulis
di depan tanda “>”, seperti
pada Gambar
1.16 dan Gambar 1.17.
Gambar 1.19
Sementara
pada batch mode, seluruh perintah R
ditulis terlebih dahulu, seperti pada Gambar 1.21. Perintah R pada Gambar 1.21 bertujuan untuk membuat histogram,
kemudian tampilan histogram tersebut disimpan
dalam file dengan
format pdf, dengan nama membuat_histogram.pdf (Gambar
1.23 dan Gambar 1.24). Setelah seluruh perintah R ditulis, seperti pada Gambar 1.21, selanjutnya, seluruh perintah R dieksekusi (perhatikan Gambar 1.22).
Gambar 1.20
Gambar 1.21
Pada Gambar 1.23, telah terbentuk file dengan nama membuat_histogram.pdf, yang apabila dibuka,
seperti pada Gambar 1.24.
Gambar 1.23
Gambar 1.24
Post a Comment for "Pengenalan Dasar Pemrograman R"