Cara Operator Pembanding atau Operator Relasional Di Pemrograman R
Operator pembanding, atau disebut juga dengan istilah
operator relasional, biasa digunakan untuk
membandingkan dua bilangan. Tabel 4.1 disajikan berbagai macam operator
pembanding.
Tabel 4.1 Operator Pembanding
Operator Pembanding |
Keterangan |
== |
Sama dengan
(bukan penugasan) |
!= |
Tidak sama dengan |
> |
Lebih dari |
< |
Kurang dari |
>= |
Lebih dari atau sama dengan |
<= |
Kurang dari atau sama dengan |
Gambar 4.1 diberikan ilustrasi penggunaan operator pembanding.
Gambar 4.1
Berdasarkan Gambar 4.1, vektor A ditugaskan untuk
menyimpan bilangan 1, 2, 3, dan 4, sementara vektor B ditugaskan untuk menyimpan
bilangan 2, 2, 2, dan 2.
Perintah R A>B
berarti:
ð
1>2 (salah atau FALSE). 1 merupakan elemen pertama dari vektor A, sementara
2 merupakan elemen
pertama dari vektor B.
ð
2>2 (salah atau FALSE). 2 merupakan elemen kedua dari vektor A, sementara
2 merupakan elemen
kedua dari vektor B.
ð
3>2 (benar atau TRUE). 3 merupakan elemen
ketiga dari vektor
A, sementara 2 merupakan
elemen ketiga dari vektor B.
ð
4>2 (benar atau TRUE). 4 merupakan elemen keempat dari vektor A, sementara
2 merupakan elemen
keempat dari vektor B.
Perhatikan bahwa hasil dari perintah R A>B adalah FALSE, FALSE, TRUE, dan TRUE (perhatikan Gambar 4.1). Perhatikan juga bahwa perintah R 2!=3 (2 tidak sama dengan 3)memberikan hasil TRUE. Perintah R 2==3 (2 sama dengan 3) memberikan hasil FALSE. Hasil dari penggunaan operator pembanding memberikan hasil nilai logika, yakni TRUE atau FALSE. Gambar 4.2 diberikan contoh penggunaan operator pembanding lebih dari 1 kali dalam satu perintah R.
Gambar 4.2
4.1
Operator Logika
Operator
logika pada umumnya digunakan untuk membuat keadaan logika dengan menggunakan
dua buah kondisi atau sebuah kondisi,
yang mana bergantung pada operator logika yang digunakan. Suatu kondisi dapat bernilai benar,
yakni TRUE, atau dapat
bernilai salah, yakni FALSE.
Operator logika
“dan” yang dilambangkan “&&” menggunakan dua buah kondisi,
yakni
(kondisi1)&&(kondisi2)
Suatu
kondisi dapat bernilai benar atau salah. Tabel 4.2 disajikan nilai kebenaran
untuk operasi logika “dan”.
Tabel 4.2 Nilai Kebenaran untuk Operasi “dan”
Kondisi Pertama |
Kondisi Kedua |
Hasil && |
Salah |
Salah |
Salah |
Salah |
Benar |
Salah |
Benar |
Salah |
Salah |
Benar |
Benar |
Benar |
Pada operasi “dan” akan menghasilkan nilai benar, jika kedua kondisi bernilai benar. Selain dari pada itu, bernilai salah. Gambar 4.3 diberikan ilustrasi dalam R terkait operasi “dan”.
Gambar 4.3
Operator logika
“atau” yang dilambangkan dengan “||” juga menggunakan dua buah kondisi,
yakni
(kondisi1)||(kondisi2)
Suatu kondisi dapat bernilai
benar atau salah. Tabel 4.3 disajikan nilai kebenaran
untuk operasi logika “atau”.
Tabel 4.3 Nilai Kebenaran untuk Operasi “atau”
Kondisi Pertama |
Kondisi Kedua |
Hasil || |
Salah |
Salah |
Salah |
Salah |
Benar |
Benar |
Benar |
Salah |
Benar |
Benar |
Benar |
Benar |
Pada operasi “||” akan menghasilkan nilai salah, jika kedua kondisi bernilai salah. Selain dari pada itu, bernilai benar. Gambar 4.4 diberikan ilustrasi dalam R terkait operasi “||”.
Gambar 4.4
Operator
logika “bukan” yang dilambangkan dengan “!” berguna untuk membalikkan suatu
nilai kebenaran dari suatu kondisi.
Perintah R !(2>3) akan
menghasilkan nilai kebenaran TRUE. Perhatikan
Gambar 4.5.
Gambar 4.5
4.2
Lebih Lanjut
Penggunaan Operator Pembanding dan Operator Logika
Perhatikan
Gambar 4.6. Perintah R A[A>5] berarti
menampilkan elemen dari vektor A dengan
syarat lebih besar dari 5, yakni 8 (pada indeks ke-1), 7 (pada indeks ke-4), dan 6 (pada indeks
ke-8).
Gambar 4.6
Perintah R A[B[B>3]] pada Gambar 4.7 sama saja dengan A[4], yang akan menghasilkan 7. Perintah R B[B>3] akan menghasilkan 4 (Perhatikan Gambar 4.8).
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Perhatikan
Gambar 4.9. Perintah R pada Gambar 4.9 A[A>=2
& A<7] berarti menampilkan bilangan
dari vektor A dengan syarat
bilangan tersebut lebih besar atau sama dengan 2 dan lebih kecil dari 7, yang mana
bilangan-bilangan tersebut adalah 4,
5, 2, 3, 6, 5, 2, 2, dan 6.
Gambar 4.9
Namun jika perintah R nya adalah A[A>=2
| A<7] akan
menampilkan seluruh elemen dari vektor A
(Gambar 4.10).
Gambar 4.10
Perintah
R A[A<2 | A>9] menampilkan
hasil 1. Elemen dari vektor A yang
lebih kecil dari 2 adalah 1, sementara elemen dari vektor A yang lebih besar
dari 9 tidak ada. Perintah R A[A<2 | A>=9] menampilkan hasil 1 dan 9, sementara
perintah R A[A<=2 | A>=9] menampilkan
hasil 2 (pada indeks ke-5), 1 (pada indeks ke-7), 2 (pada indeks ke-10), 2 (pada indeks ke-12), dan 9 (pada indeks
ke-13).
Gambar 4.11
Post a Comment for "Cara Operator Pembanding atau Operator Relasional Di Pemrograman R"