Cara Membuat Grafik Dan Jenis Fungsi Data Di Pemrograman R
Mengetahui informasi data yang akan diolah sangat diperlukan. Informasi itu dapat digunakan untuk
menentukan strategi yang dipilih untuk
mengolah data tersebut. Berikut ini
adalah beberapa fungsi untuk mengetahui ukuran, struktur,
atribut, summary dan lain-lain
dim()
Fungsi dim() dapat memberikan informasi
ukuran dimensi data. Contoh fungsi dim() dapat dilihat di bawah ini.
> dim(iris) [1] 150 5
Dari informasi di atas dapa diketahui iris dataset terdiri atas 150 baris dan 5 kolom.
names()
Fungsi names()
memberikan informasi name kolom data. Contoh fungsi
names() dapat dilihat di bawah ini.
>
names(iris)
[1] "Sepal.Length" "Sepal.Width" "Petal.Length" "Petal.Width" "Species" |
str()
Fungsi str() memberikan informasi struktur data. Kode di bawah ini adalah contoh penggunaan
fungsi ini.
>
str(iris) 'data.frame': |
150 |
obs. of 5 variables: |
$ Sepal.Length: |
num |
5.1 4.9 4.7 4.6 5 5.4
4.6 5 4.4 |
4.9 ... |
|
|
$ Sepal.Width : |
num |
3.5 3 3.2 3.1 3.6 3.9 3.4 3.4 2.9 |
3.1 ... |
|
|
$ Petal.Length: |
num |
1.4 1.4 1.3 1.5 1.4 1.7 1.4 1.5 |
1.4 1.5 ... |
|
|
$ Petal.Width : |
num |
0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.4 0.3 0.2 |
0.2 0.1 ... |
|
|
$ Species : Factor
w/ 3 levels "setosa","versicolor",..: 1 1 1 1 1 ... |
Output fungsi ini memberikan informasi
yang lebih lengkap
dibandingkan fungsi dim() dan names().
Fungsi ini memberikan informasi tambahan berupa tipe data yang digunakan
pada setiap kolom.
table()
Fungsi table() mempunyai banyak manfaat. Salah satunya berguna untuk melihat jumlah instance atau frekuensi pada masing-masing target variable. Sintaks untuk menggunakan fungsi ini adalah sebagai berikut.
table(ObjectName[,ColumnNumber]) atau
table(ObjectName$ColumnName) |
Contoh di bawah ini untuk melihat jumlah
instance berdasarkan kolom
Species.
> table(iris[,5])
setosa versicolor virginica 50 50 50 |
Atau dapat juga digunakan
seperti contoh berikut
ini.
> table(iris$Species)
setosa versicolor virginica 50 50 50 |
summary()
Fungsi summary() memberikan informasi statistik ringkas dari data yang dimiliki sebuah obyek. Di bawah ini adalah contoh penggunaan fungsi ini dan outputnya.
Fungsi ini memberikan informasi statistik untuk setiap feature seperti nilai
terkecil, nilai terbesar,
median, mean dan kuartil.
3.5
Grafik
Pada sub bab ini akan dijelaskan beberapa
fungsi R untuk membuat grafik sebagai salah satu cara mengenal dan eksplorasi data.
plot()
Fungsi plot() untuk membuat titik dari nilai sumbu x dan sumbu y. Sintaks
umum fungsi plot() adalah sebagai berikut.
plot(x, y) |
Parameter x dan y berisi
nilai-nilai numerik. Sebagai
contoh, parameter x diisi dengan nilai-nilai numerik dari
kolom ke-1 dataset iris. Dan parameter
y diisi dengan nilai-nilai
dari kolom ke-2 dataset iris.
plot(iris[,1], iris[,2]) |
Output dari fungsi ini adalah sebagai berikut.
Jika dataset hanya terdiri atas 2 feature saja, sebagai contoh dataset cars.
1 |
4 |
2 |
2 |
4 |
10 |
3 |
7 |
4 |
4 |
7 |
22 |
5 |
8 |
16 |
6 |
9 |
10 |
. . . |
|
|
Maka fungsi plot() dapat digunakan
dengan cara berikut ini.
plot(cars) |
Output dari kode di atas adalah sebagai berikut.
Jika cara diatas digunakan pada dataset yang terdiri lebih dari 2 feature, sebagai contoh dataset iris yang memiliki 5 feature, maka fungsi plot() akan secara otomatis membuat banyak grafik. Grafik akan berisi kombinasi seperti pada gambar di bawah ini.
plot(iris)
scatterplot3()
Untuk membuat
plot 3 dimensi diperlukan package
tambahan yaitu scatterplot3d. Langkah pertama adalah menginstall package ini dengan fungsi berikut.
install.packages("scatterplot3d") |
Kemudian muat package ini dengan fungsi di bawah ini.
library(scatterplot3d) |
Fungsi untuk membuat plot 3 dimensi
adalah scatterplot3d(). Sintaks
dari fungsi ini adalah sebagai berikut.
scatterplot3d(x,y,z, main="YourTitle") |
Sebagai contoh untuk membuat plot 3 dimensi
dari data mtcars
digunakan kode di bawah ini.
attach(mtcars)
scatterplot3d(wt,disp,mpg, main="3D Scatterplot") |
Gambar 51. Grafik scatterplot3d().
plot3d()
Fungsi ini juga dapat digunakan
untuk membuat grafik 3 dimensi.
Kelebihan fungsi ini adalah interaksi user. User dapat melihat grafik dari sudut yang diinginkan dengan cara memutar
ke arah yang diinginkan.
Langkah pertama untuk menggunakan fungsi ini adalah memuat package
rgl.
library(rgl) |
Sintaks dari fungsi
plot3d() adalah sebagai
berikut.
plot3d(x, y, z)
Untuk membuat plot dari data mtcars dapat
dilihat pada kode di bawah ini.
plot3d(wt, disp, mpg) |
Gerakkan grafik dengan mengarahkan cursor mouse pada grafik. Kemudian
klik tombol mouse sebelah kiri dan tahan. Kemudian gerakkan
cursor ke kiri atau ke kanan, dan ke
atas atau ke bawah.
hist()
Fungsi hist() digunakan untuk membuat grafik histogram. Grafik ini dapat memberikan informasi frekuensi distribusi data. Sintaks fungsi hist() adalah sebagai berikut.
hist(x) |
Parameter x dapat diisi dengan
obyek numerik.
Selain dataset iris,
platform R memiliki
dataset lain yang dapat digunakan. Salah satunya adalah dataset mtcars.
>
head(mtcars) |
mpg cyl disp |
hp |
drat |
Mazda RX4 |
21.0 6 160 |
110 |
3.90 |
Mazda RX4 Wag |
21.0 6 160 |
110 |
3.90 |
Datsun 710 |
22.8 4 108 |
93 |
3.85 |
Hornet 4 Drive |
21.4 6 258 |
110 |
3.08 |
Hornet Sportabout |
18.7 8 360 |
175 |
3.15 |
Valiant |
18.1 6 225 |
105 |
2.76 |
|
wt qsec
vs am |
gear |
|
Mazda RX4 |
2.620 16.46
0 1 |
4 |
|
Mazda RX4 Wag |
2.875 17.02
0 1 |
4 |
|
Datsun 710 |
2.320 18.61
1 1 |
4 |
|
Hornet 4 Drive |
3.215 19.44
1 0 |
3 |
|
Hornet Sportabout |
3.440 17.02
0 0 |
3 |
|
Valiant Mazda RX4 |
3.460 20.22
1 0 carb 4 |
3 |
|
Mazda RX4 Wag |
4 |
|
|
Datsun 710 |
1 |
|
|
Hornet 4 Drive |
1 |
|
|
Hornet Sportabout |
2 |
|
|
Valiant |
1 |
|
Jika parameter x diisi dengan nilai numerik feature
mpg, maka akan didapat grafik histogram
sebagai berikut.
Gambar 53. Grafik hist(mtcars[,1])
density()
Fungsi density() berguna untuk melakukan estimasi kernel
density. Output fungsi
ini dapat dibuat
dalam bentuk grafik
dengan cara seperti
contoh di bawah ini.
plot(density(mtcars$mpg)) |
Hasil dari kode di atas adalah sebagai berikut
pie()
Fungsi pie() digunakan
untuk membuat grafik
pie. Sintaks fungsi
ini adalah sebagai berikut.
pie(x, labels
= y) |
Sebagai contoh adalah sebagai berikut.
pie(c(30,70), labels = c("wanita", "pria")) |
Jika dimiliki obyek table maka akan lebih mudah untuk membuat grafik
pie. Sebagai contoh sebagai
berikut.
pie(table(iris[,5])) |
barplot()
Fungsi barplot() digunakan untuk membuat grafik berbentuk bar. Sintaks fungsi ini adalah sebagai berikut.
barplot(x)
Berikut adalah contoh
penggunaan fungsi barplot().
barplot(mtcars$mpg)
Gambar 57. Grafik barplot
vertical.
Untuk membuat grafik horizontal maka digunakan opsi horiz = TRUE seperti
contoh di bawah ini.
barplot(mtcars$mpg, horiz = TRUE)
boxplot()
Fungsi boxplot() berfungsi untuk membuat grafik
box dan whisker
dari sekumpulan nilai. Contoh penggunaan fungsi ini adalah sebagai berikut.
boxplot(iris[,1:4])
Gambar 59. Grafik fungsi boxplot().
par()
Fungsi par() dapat digunakan untuk membuat beberapa grafik
hasil fungsi-fungsi di atas dalam satu gambar.
Sintaks dari fungsi par() adalah sebagai berikut:
Sebagai contoh jika ingin membuat 2 output grafik dalam satu gambar maka digunakan
kode berikut.
par(mfrow=c(jumlah_grafik_dalam_baris, jumlah_grafik_dalam_kolom)) |
Gambar 60. Fungsi par() untuk membuat
2 grafik dalam 1 kolom.
Jika ingin membuat 3 grafik dalam 1 baris maka digunakan kode seperti berikut.
Gambar 61. Fungsi par() untuk membuat
3 grafik dalam 1 kolom.
Untuk membuat 4 grafik dalam 2 baris dan 2 kolom maka digunakan kode berikut ini.
Gambar 62. Fungsi par()
untuk membuat 4 grafik dalam
2 baris dan 2 kolom.
Post a Comment for "Cara Membuat Grafik Dan Jenis Fungsi Data Di Pemrograman R "